idCare – Penyakit diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit yang progresif, dalam arti dalam perjalanannya dapat mengalami perburukan. Kadar gula darah yang tinggi yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kerusakan dari organorgan tubuh lainnya sehingga memerlukan pengobatan untuk mengontrol gula darah. Pengontrolan gula darah ini sangat penting untuk mencegah terjadinya berbagai macam komplikasi akibat gula darah yang tinggi.
Salah satu bentuk pengobatan diabetes melitus tipe 2 adalah dengan penggunaan suntikan insulin. Namun pandangan masyarakat mengenai penggunaan suntikan insulin masih banyak yang ditafsirkan berbeda dengan kenyataannya. Mitos yang beredar ini dapat menimbulkan ketakutan masyarakat dan menyebabkan penyandang diabetes melitus tipe 2 menolak untuk menggunakan insulin. Akibatnya adalah kegagalan pengontrolan gula darah yang dapat menyebabkan terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung, penyakit ginjal, stroke dan lain-lain sehingga banyak dari mitos yang tidak benar ini yang perlu untuk diklarifikasi. Berikut adalah 5 mitos mengenai insulin yang tidak benar.
Mitos 1: Insulin hanya digunakan pada penyakit yang sudah sangat parah
Mitos ini kemungkinan besar berasal dari penggunaan insulin pada dekade 7090 an di Indonesia di mana penelitian dan penggunaan insulin masih belum modern seperti saat ini. Pada saat itu ketersediaan insulin di Indonesia masih belum banyak sehingga penggunaannya diberikan pada pasien yang benarbenar tidak dapat diobati lagi dengan obat-obatan oral dan kondisinya sudah parah. Namun dengan kemajuan zaman dan teknologi, ketersediaan insulin sudah semakin mudah. Penelitian-penelitian membuktikan bahwa insulin merupakan pengobatan yang dapat menurunkan gula darah paling baik sehingga PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia), yang merupakan asosiasi dokter ahli diabetes di Indonesia, pada tahun 2015 membuat panduan bahwa insulin sudah dapat digunakan apabila satu saja obat minum tidak dapat menurunkan kadar gula darah hingga mencapai target, yaitu HbA1c kurang dari 7%.
Insulin juga dapat diberikan sebagai pengobatan pertama apabila pada saat diagnosis didapatkan pemeriksaan HbA1c di atas 9% dan pasien mengalami gejala banyak makan, banyak minum, banyak kencing, dan penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebabnya. Pengobatan dengan insulin yang lebih awal ini justru mencegah timbulnya komplikasi pada pasien-pasien diabetes melitus tipe 2 karena kadar gula darah dapat dikontrol dengan baik sejak awal.
Mitos 2: Insulin menyebabkan penyakit jantung dan ginjal
Kembali lagi, mitos ini timbul dari pengalaman penggunaan insulin di masa lalu yang sudah terlambat. Penyakit diabetes melitus tipe 2 adalah penyakit
yang progresif. Apabila kadar gula darah berada pada kisaran yang tinggi pada waktu yang lama, hal ini akan menyebabkan timbulnya komplikasi termasuk penyakit jantung dan ginjal. Pada masa lalu, apabila komplikasi sudah banyak timbul, barulah pasien diberikan pengobatan dengan insulin sehingga insulin justru dianggap sebagai penyebab timbulnya komplikasi-komplikasi tersebut. Seiring kemajuan zaman, insulin diberikan lebih awal untuk mengontrol gula darah pada kisaran normal untuk mencegah timbulnya komplikasi-komplikasi tersebut.
Mitos 3: Menyuntikkan insulin sangat sulit
Pengalaman insulin di masa lalu benar-benar mencoreng nama insulin. Penggunaan spuit yang merepotkan, jarum yang panjang, vial yang harus dimasukkan ke dalam lemari es, dan berbagai kesulitan lainnya membuat pasien menolak menggunakan insulin walaupun insulin merupakan pengobatan yang paling baik dalam menurunkan gula darah. Pada saat ini sediaan insulin sudah sangat memudahkan pasien. Dengan bentuk sediaan seperti pena, jarum yang sangat pendek, dan cara penyuntikkan dengan rasa sakit yang sangat minimal. Mintalah pada Dokter anda untuk menunjukkan sediaan insulin modern yang ada pada saat ini.
Mitos 4: Insulin didapatkan dari pankreas binatang ataupun manusia yang dicincang
Insulin modern yang ada pada saat ini diproduksi di pabrik dengan teknologi rekombinan-DNA sehingga dapat diproduksi secara massal. Tidak menggunakan organ pankreas dari binatang ataupun manusia.
Mitos 5: Insulin menyebabkan kecanduan
Tubuh manusia membutuhkan insulin. Penyakit diabetes tipe 2 menyebabkan terjadinya penurunan jumlah insulin ataupun peningkatan kebutuhan insulin sehingga insulin yang diproduksi oleh tubuh kita tidak lagi mencukupi untuk mengontrol kadar gula darah. Saat hal itu terjadi, salah satu bentuk pengobatannya adalah dengan menyuntikkan insulin dari luar untuk mencukupi kebutuhan insulin dalam tubuh. Hal ini berbeda dengan obatobatan terlarang yang dapat menyebabkan kecanduan atau sakaw apabila berhenti menggunakannya.